Minggu, 23 Agustus 2015

MOM'S JOURNAL (part 1)

Diposting oleh Unknown di 13.57

IBU….
MAMA….
BUNDA…..
UMI….
MAMI….
Mungkin ada dari kalian yang senang mendengar kata-kata ini.
Mungkin ada dari kalian yang sedih mendengar kata-kata ini.
Mungkin ada dari kalian yang terharu mendengar kata-kata ini.
Mungkin ada dari kalian yang bete mendengar kata-kata ini.
Atau mungkin juga ada dari kalian yang KANGEN mendengar kata ini.

Yap! Itulah yang aku rasakan sekarang, yang terakhir itu, KANGEN! Sudah sekitar 1 bulan lebih mama pergi. Setelah 6 hari Mamaku dirawat di rumah sakit, akhirnya Mama dipanggil kembali oleh Allah SWT. Penyakitnya? Penyakit yang sekarang sudah sangat umum diderita orang Indonesia. Kanker, tepatnya kanker hati. Stadium lanjut.
Kedengarannya menyeramkan yaaa? Awalnya aku pun merasa begitu. Kedengarannya seram sekali begitu tahu ibuku terkena penyakit ganas ini. Tetapi setelah 7 bulan berjalan sampai akhirnya Mama wafat, akhirnya aku merasa ini hanyalah sebuah berkah yang Allah SWT berikan kepada ibuku yang InsyaAllah akan berperan sebagai penghapus dosa-dosa beliau. AMIN Ya Rabbal Alamiin :)

Di post kali ini, sebenarnya aku ingin berbagi pengalaman, perasaan, dan sedikit ceritaku mengenai sosok mama yang sekarang sudah kembali kepada Allah SWT. Perlu diingat teman-teman, post ku ini hanya sekedar ingin berbagi dengan kalian semua yaaa…so aku berharap kalian bisa mengambil manfaat dari tulisanku ini :) jika ada yang kurang berkenan, sok atuh jangan dihiraukan yaa..itu murni kelalaian dari diriku sendiri sebagai penulis post ini, so I’m sorry in advanced :*

Okaay! Here we Go! ;D



Ditinggal Ibu….well, jangan ditanya, rasanya….ah, tidak bisa dideskripsikan deh. Sedih. Senang. Galau. Terpukul. Bingung. Sedih dan terpukul karena sosok yang sangat berharga dalam hidupku, yang selama ini menjadi panutan nomor satu-ku dalam bertindak, yang selama ini menjadi “ember” curhat-ku dan beliau senantiasa mendengarkan dan memberikan solusi, sosok yang menjadi favoritku when it comes to hugging and cuddling, sekarang sudah tiada bersamaku dan keluarga. Galau dan bingung karena terkadang aku suka mempertanyakan diriku sendiri, bisakah aku hidup tanpa beliau? Paling tidak itu pertanyaan yang paling sering muncul di benakku sesaat setelah beliau pergi. Alhamdulillah berkat dukungan keluarga dan teman-teman yang luar biasa, selalu menemaniku dan meyakinkan bahwa aku tidak seorang diri, aku mulai memudarkan pikiran negatif itu. Semoga kedepannya cara berpikirku bisa lebih baik dan lebih dewasa lagi. Dan ini yang mungkin akan membuat teman-teman bertanya-tanya. Kenapa aku juga merasa senang? Karena impian terbesarku untuk mama tidak merasakan sakit apapun lagi, akhirnya sekarang sudah terwujud :) like…she’s totally healthy now in His arms :)

Because you have no idea how much pain that I have to endure, physically and mentally, when I saw her struggling and fighting with her disease. it is so heartbreaking :"(.



 Semenjak Mama pertama menderita sakit kanker sekitar 7 bulan yang lalu, begitu banyak pikiran yang berkecamuk di benakku. Dan yang paling mengganggu adalah, pikiran bahwa bagaimana kalo mama pergi meninggalkanku. Sungguh godaan yang sangat berat. Terkadang aku sampai menangis memikirkan hal ini. Tetapi ketika aku melihat wajah mama yang saat itu masih fit walau sudah terkena kanker, rasa-rasanya aku tidak pantas berpikir seperti itu, karena umur adalah rahasia Allah SWT, dan aku tidak boleh berpikir melampaui batas. Aku jadi merubah pikiranku menjadi pikiran yang lebih positif. Bagaimana mama bisa segera sembuh dengan penanganan dokter dan usaha lainnya, serta doa dari keluarga dan kerabat.

Perjuangan mama bertahan dari penyakit kanker selama 7 bulan kemarin, merupakan sebuah perjalanan yang penuh liku dan sangat emosional bagi mama pribadi dan keluarga. Alasan utamanya, pada saat awal mama sakit dan menjalani operasi pengangkatan tumor kanker di ususnya, selang beberapa lama kemudian kakak perempuanku yang tertua dilamar oleh lelaki yang sekarang sudah menjadi kakak iparku. Ini adalah hal yang paling membahagiakan untuk mama, karena jodoh kakakku yang selama ini ditunggu, akhirnya datang atas izin Allah SWT. Bahkan pada moment tersebut, aku melihat mama seperti tidak sakit apa-apa. Karena beliau begitu bahagia :). Walaupun sakit, mama tetap mempersiapkan pernikahan kakakku dengan semangat. Dan aku sering menemani beliau untuk mengurus macam-macam keperluan sambil merawatnya.

Menjelang pernikahan kakakku, mama dirawat dirumah sakit untuk merawat kondisinya yang saat itu kekurangan albumin dengan tingkat bilirubin yang tinggi dikarenakan fungsi organ hatinya sudah sangat menurun. Tadinya mau sekalian di kemoterapi jika memungkinkan, namun mama bersikeras untuk absen dari perawatan selama beberapa hari terlebih dahulu dan menghadiri pernikahan kakakku. Dengan mata dan badannya yang begitu kuning karena tingkat bilirubinnya yang tinggi, mama tetap menghadiri pernikahan kakakku dengan semangat walau harus menggunakan kursi roda. Wajahnya tetap bersinar. Terlihat sekali bahwa beliau sangat bahagia akan pernikahan kakakku. Senyumnya begitu indah saat kakakku dinyatakan “Sah” sebagai suami-istri dengan kakak iparku. Sungguh, momen yang sangat magical.

Mama dan Papa saat menghadiri pernikahan Kakakku....My Diamonds that I always treasured :D And look at my Mom's happy smile...She is soooo beautiful :D

Setelah rangkaian pernikahan kakakku selesai, singkat cerita ibuku langsung dirawat di rumah sakit kembali untuk dikemoterapi. Namun Allah berkata lain, karena tingkat bilirubin mama yang tinggi sekali dokter mengatakan bahwa mama tidak bisa di kemoterapi. Jujur pada saat aku mendengar hal ini, hatiku hancur lebur, habis. Aku sangat terpuruk saat itu, mendengar bahwa sudah tidak ada harapan bagi ibuku untuk ditangani secara medis. Namun segala cara tetap diusahakan oleh keluarga. Ibuku akhirnya pulang kembali ke rumah. Ibuku menjalani pengobatan herbal dirumah dengan dukungan infus agar badannya tidak lemas. Itulah saat-saat paling intimku bersama mama, saat-saat dimana mama dirawat dirumah, karena praktis aku yang menjaga dan merawat beliau karena kedua kakakku bekerja dan aku sendiri baru lulus kuliah. Kakakku juga selalu memonitoring keadaan mama walaupun mereka bekerja, dan aku yakin pikiran mereka kurang fokus karena selalu terpikir bagaimana keadaan mama di rumah. Untuk itu aku harus selalu memastikan bahwa mama terawat dengan baik di rumah.


Selama 10 hari mama di rawat olehku dan satu orang perawat di rumah, dan saat weekend kakakku bergantian menjaga beliau.  Jujur, itu adalah saat-saat yang sangat amat melelahkan, aku akui.  Tetapi disaat yang sama, itu adalah saat-saat yang paling berharga dan paling tidak ternilai di dalam hidupku sampai saat ini. Dan yang pasti, selamanya :)

Dan pada hari ke-11 mama dirawat dirumah, tepatnya hari senin tanggal 6 Juli 2015, kejadian yang tak disangka-sangka terjadi. Mama mengalami pendarahan di stoma bagian perut hasil operasinya yang terdahulu. Sontak aku panik dan tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Aku hanya berpikir untuk membawa mama ke UGD, itu saja. Akhirnya aku mengantarkan mama ke UGD, dan akhirnya mama harus dirawat di rumah sakit. 



To be continued......

0 komentar:

Posting Komentar

 

Beauty Tones Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos