Minggu, 23 Agustus 2015

MOM'S JOURNAL (part 2-end)

Diposting oleh Unknown di 14.09

Aku selalu menjaga mama di rumah sakit ketika malam hari sampai siang. Setelah itu istirahat sebentar di rumah, bergantian dengan kakak dan keluargaku yang mengunjungi mama dan malamnya kembali lagi ke rumah sakit. Hal itu aku lakukan selama 5 hari sampai hari Jumat. Setiap menjaganya, aku, kakakku, tanteku, dan sepupu-sepupu ku juga keluarga dan kerabat yang lainnya terus menuntun mama untuk shalat dan membisikkannya dengan lafaz Allah agar beliau selalu tenang :). Namun mulai Sabtu pagi, tanggal 11 Juli 2015, kondisi mama jauh menurun.  Napasnya mulai sesak. Tidak hanya sesak, tapi napasnya juga berbunyi “ngik-ngik”. Disituasi tersebut aku dan keluarga besar yang saat itu ada di rumah sakit mulai panik. Setelah Dokter memeriksa mama, beliau mengatakan bahwa kondisi mama masih stabil,  hanya saja di paru-parunya terdapat banyak slem dan sangat berair, mengingat pada saat itu kanker yang mama derita sudah menyebar sampai paru-paru bagian kiri. Akhirnya dokter memutuskan untuk memberikan obat tambahan dalam oksigen mama dan diasap agar paru-parunya lega.




Setelah beberapa saat diasap, napas mama tidak berbunyi lagi namun masih tetap sesak. Saat itu tidak sedikitpun kata-kata keluar dari bibir mama. Karena napasnya yang sesak tidak memungkinkan lagi mama untuk berbicara. Namun matanya masih bisa menatapku saat aku sedang membisikkan lafaz Allah ke telinganya. Subhanallah, itu adalah perasaan yang tidak bisa aku gambarkan sama sekali. Aku sangat senang, tapi disaat yang sama aku juga merasa sangat sedih. Aku tidak tahu mengapa aku merasa begitu, tetapi yang jelas tatapan mama saat itu adalah sesuatu yang sangat aku syukuri. Seumur hidupku. Tatapan beliau yang begitu tulus, tatapan seorang ibu terhadap anaknya. Tatapan yang selalu aku rasakan sama seperti saat mama masih sehat, when we are cuddling to each other and having our affectionate time together , that’s the best feeling…EVER J. Pada saat itu, perasaanku campur aduk. Melihat kondisi mama yang seperti ini, aku sudah tidak punya jalan lain selain ikhlas dengan apapun yang akan terjadi pada mamaku tercinta. Karena aku hanya meminta satu kepada Allah SWT, bahwa mama cepat sembuh dan tidak merasakan sakit apapun lagi.

Aku terus menemaninya sampai malam bersama keluargaku. Kami semua menuntun beliau untuk shalat dan terus membisikkan lafaz Allah SWT ke telinganya. Ada juga yang mengaji untuk beliau. Terutama Surah Yassin. Dan pada saat itu aku sedang istirahat sejenak di karpet dibawah tempat tidur ibuku karena aku merasa tidak enak badan dan mulai merasa demam. Pada saat itu yang menemani mama disebelahnya adalah kakak perempuanku yang tertua. Di sebelahku terdapat om ku yang sedang membacakan Surah Yassin untuk mama. Aku tidak ada feeling apapun selain pasrah. Badanku lemas, karena badanku mulai panas saat itu karena sedikit demam. Sambil istirahat, aku mendengarkan Om ku mengaji. Dan tepat pada saat Om ku selesai membaca Surah Yassin dan melafazkan “Sadaqallahulazim…”, tiba-tiba kakakku yang sedang menemani mama di sebelah beliau berkata “Ya Allah Mama!”……..



Disaat itulah…..Allah SWT mengambil kembali yang menjadi hak-Nya. Pada tanggal 11 Juli 2015 pukul 23.15 WIB…Ibuku tersayang, yang paling aku cintai, Ibu Muslimah Binti Abbas Noerdin, pergi meninggalkan dunia ini selama-lamanya dan kembali ke hadapan Sang Pencipta, Allah SWT. Beliau pergi dengan senyuman yang sangat indah tergurat di bibirnya. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, betapa tenangnya mama saat beliau pergi. Wajah cantiknya tetap bersinar. Beliau hanya terlihat seperti sedang tidur, tenang…dan damai….tentunya dengan senyuman :).

Mama wafat pada malam ke-25 bulan Ramadhan, sungguh waktu yang sangat indah untuk pergi. Di bulan Ramadhan dan di malam ganjil. Semoga mama mendapatkan malam Lailatul Qadar…Amiiin Ya Rabbal Alamiiin :).

Proses pemakaman mama, mulai dari persiapan, pemandian jenazah, pengafanan, shalat jenazah, perjalanan menuju makam, sampai akhirnya dimakamkan merupakan suatu meomen yang sungguh tidak mudah untuk aku lewati. Tapi beruntung sekali, syukur Alhamdulillah, banyak sekali orang yang menyayangi mama dan keluargaku, sehingga segala proses yang harus dilewati terasa lebih ringan karena kasih sayang orang-orang di sekitarku yang sangat menyayangi mama. Untuk itu, aku ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada….

Papa, Uni novi, Uda Andi, dan Uda Angga. Terima kasih atas supportnya untuk Hania. Perjuangan kita selama 7 bulan ini sekarang sudah happy ending. Mama sudah sembuh dan sudah sangat tenang sekarang. I love you guys so much, in fact, it's beyond that :*. Terima kasih untuk perjuangan bersama-nya selama ini. Dan untuk Papa, Hania janji akan terus menjaga Papa supaya Papa selalu sehat. Don’t you worry ya, Pa :).
Papa, my one and only Diamond now that I have to cherish and protect :)
Keluarga besar Mama dan Papa. Om, Tante, dan Sepupu-sepupuku dari sebelah Mama dan Papa. Terima kasih atas supportnya selama ini. Dukungan moril dari Om, Tante, Uni, dan Uda sekalian sungguh menjadi salah satu kekuatan terbesar bagiku, Papaku, dan kedua kakakku saat merawat mama. Bantuan, nasihat, saran, serta pelukan hangat yang diberikan sungguh menenangkan hatiku dikala aku sedang merasa down.  I can’t ask for a better family….Alhamdulillahirabbilalamin :).

Dokter-dokter dan perawat yang sudah merawat mama selama ini. Baik yang merawat di rumah sakit maupun di rumah. Terima kasih karena sudah memberikan perawatan yang terbaik dan yang paling maksimal untuk mama. Tanpa dokter dan perawat sekalian, mama tidak akan bisa terawat dan tertangani dengan baik. Terima kasih juga atas pengertian dan keramahannya terhadap mama .Sekali lagi terima kasih :).

Tetangga sekitar rumahku yang selalu membantuku saat merawat mama, ketika aku kekurangan plester ataupun kekurangan alat lainnya, terima kasih atas bantuannya…Om dan Tante sekalian. Aku sangat senang memiliki tetangga yang luar biasa baiknya. Terima kasih sekali lagi, Om dan Tante sekalian :)

Sahabat-sahabat mama yang selalu menjenguk, menelpon dan menghibur mama. Terima kasih atas ketulusan hati Om dan Tante sekalian dalam menyemangati mama :)

Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi wadah curhatku, yang selalu menjadi salah satu obat penenangku. Yang selalu menghiburku dan membuatku selalu ceria. Thankyou so much guys, I love y’all so freakin much! :)

Dan pihak-pihak lainnya yang membantu dan menghibur mama yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu. Atas nama keluarga aku mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kasih sayangnya terhadap mama :). Really, it is so meaningfull to us :).


Sekarang sudah lebih dari sebulan mama meninggalkanku dan keluarga. Dan sekarang yang aku punya tinggal Papa. “Tambang Emas” yang aku miliki  sekarang hanya Papa. Papa yang kondisi kesehatannya juga kurang baik. Pada saat Mama masih sehat, beliau sangat telaten menjaga Papa. Aku merasakan cinta yang sangat murni diantara beliau sekalian. Kasih sayang yang ditunjukkan melalui perbuatan, cinta yang tulus, dan cinta yang tak bersyarat. Cinta yang selama 33 tahun dijaga kesuciannya. Hingga akhirnya, hanya maut yang bisa memisahkan :).


Walau Papa yang terlebih dahulu sakit, siapa yang menyangka bahwa Mama yang Allah SWT panggil terlebih dahulu. Itulah mengapa Mama selalu berpesan untuk selalu bersyukur dan jangan pernah tinggalkan Shalat. Karena memang kita tidak pernah tau, kapan “waktu” kita akan tiba :).

Dan dengan kondisi sekarang, aku dan kakakku berjanji pada mama bahwa kita akan terus menjaga Papa, berusaha untuk membuat papa selalu sehat dan merawatnya dengan baik. Sehingga mama pun akan tenang di-sana….


Terima Kasih Ma, atas segalanya. I can’t ask for a better mom. I have the best one already! You are an amazing person, Mama :) It’s an honor to be your daughter :) semoga hania bisa meneruskan budi baik yang telah mama lakukan di dunia…Amiiiiin :) Till we meet again, Ma…yang tenang di-sana ya, Ma…I Love you till the rest of my life…………………


0 komentar:

Posting Komentar

 

Beauty Tones Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos