Aku selalu menjaga mama di rumah sakit ketika malam hari
sampai siang. Setelah itu istirahat sebentar di rumah, bergantian dengan kakak
dan keluargaku yang mengunjungi mama dan malamnya kembali lagi ke rumah sakit.
Hal itu aku lakukan selama 5 hari sampai hari Jumat. Setiap menjaganya, aku,
kakakku, tanteku, dan sepupu-sepupu ku juga keluarga dan kerabat yang lainnya
terus menuntun mama untuk shalat dan membisikkannya dengan lafaz Allah agar
beliau selalu tenang :).
Namun mulai Sabtu pagi, tanggal 11 Juli 2015, kondisi mama jauh menurun. Napasnya mulai sesak. Tidak hanya sesak, tapi
napasnya juga berbunyi “ngik-ngik”. Disituasi tersebut aku dan keluarga besar
yang saat itu ada di rumah sakit mulai panik. Setelah Dokter memeriksa mama,
beliau mengatakan bahwa kondisi mama masih stabil, hanya saja di paru-parunya terdapat banyak
slem dan sangat berair, mengingat pada saat itu kanker yang mama derita sudah
menyebar sampai paru-paru bagian kiri. Akhirnya dokter memutuskan untuk
memberikan obat tambahan dalam oksigen mama dan diasap agar paru-parunya lega.
Setelah beberapa saat diasap, napas mama tidak berbunyi lagi
namun masih tetap sesak. Saat itu tidak sedikitpun kata-kata keluar dari bibir
mama. Karena napasnya yang sesak tidak memungkinkan lagi mama untuk berbicara.
Namun matanya masih bisa menatapku saat aku sedang membisikkan lafaz Allah ke
telinganya. Subhanallah, itu adalah perasaan yang tidak bisa aku gambarkan sama
sekali. Aku sangat senang, tapi disaat yang sama aku juga merasa sangat sedih.
Aku tidak tahu mengapa aku merasa begitu, tetapi yang jelas tatapan mama saat
itu adalah sesuatu yang sangat aku syukuri. Seumur hidupku. Tatapan beliau yang
begitu tulus, tatapan seorang ibu terhadap anaknya. Tatapan yang selalu aku
rasakan sama seperti saat mama masih sehat, when we are cuddling to each other
and having our affectionate time together , that’s the best feeling…EVER J. Pada saat itu,
perasaanku campur aduk. Melihat kondisi mama yang seperti ini, aku sudah tidak
punya jalan lain selain ikhlas dengan apapun yang akan terjadi pada mamaku
tercinta. Karena aku hanya meminta satu kepada Allah SWT, bahwa mama cepat
sembuh dan tidak merasakan sakit apapun lagi.
Aku terus menemaninya sampai malam bersama keluargaku. Kami
semua menuntun beliau untuk shalat dan terus membisikkan lafaz Allah SWT ke
telinganya. Ada juga yang mengaji untuk beliau. Terutama Surah Yassin. Dan pada
saat itu aku sedang istirahat sejenak di karpet dibawah tempat tidur ibuku
karena aku merasa tidak enak badan dan mulai merasa demam. Pada saat itu yang
menemani mama disebelahnya adalah kakak perempuanku yang tertua. Di sebelahku
terdapat om ku yang sedang membacakan Surah Yassin untuk mama. Aku tidak ada
feeling apapun selain pasrah. Badanku lemas, karena badanku mulai panas saat
itu karena sedikit demam. Sambil istirahat, aku mendengarkan Om ku mengaji. Dan
tepat pada saat Om ku selesai membaca Surah Yassin dan melafazkan
“Sadaqallahulazim…”, tiba-tiba kakakku yang sedang menemani mama di sebelah
beliau berkata “Ya Allah Mama!”……..
Disaat itulah…..Allah SWT mengambil kembali yang menjadi
hak-Nya. Pada tanggal 11 Juli 2015 pukul 23.15 WIB…Ibuku tersayang, yang paling
aku cintai, Ibu Muslimah Binti Abbas Noerdin, pergi meninggalkan dunia ini
selama-lamanya dan kembali ke hadapan Sang Pencipta, Allah SWT. Beliau pergi
dengan senyuman yang sangat indah tergurat di bibirnya. Aku melihat dengan mata
kepalaku sendiri, betapa tenangnya mama saat beliau pergi. Wajah cantiknya
tetap bersinar. Beliau hanya terlihat seperti sedang tidur, tenang…dan
damai….tentunya dengan senyuman :).
Mama wafat pada malam ke-25 bulan Ramadhan, sungguh waktu
yang sangat indah untuk pergi. Di bulan Ramadhan dan di malam ganjil. Semoga
mama mendapatkan malam Lailatul Qadar…Amiiin Ya Rabbal Alamiiin :).
Proses pemakaman mama, mulai dari persiapan, pemandian
jenazah, pengafanan, shalat jenazah, perjalanan menuju makam, sampai akhirnya
dimakamkan merupakan suatu meomen yang sungguh tidak mudah untuk aku lewati.
Tapi beruntung sekali, syukur Alhamdulillah, banyak sekali orang yang
menyayangi mama dan keluargaku, sehingga segala proses yang harus dilewati
terasa lebih ringan karena kasih sayang orang-orang di sekitarku yang sangat
menyayangi mama. Untuk itu, aku ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada….
Papa, Uni novi, Uda Andi, dan Uda Angga. Terima kasih atas supportnya
untuk Hania. Perjuangan kita selama 7 bulan ini sekarang sudah happy ending. Mama
sudah sembuh dan sudah sangat tenang sekarang. I love you guys so much, in fact, it's beyond that :*. Terima kasih untuk perjuangan bersama-nya selama ini. Dan
untuk Papa, Hania janji akan terus menjaga Papa supaya Papa selalu sehat. Don’t
you worry ya, Pa :).
Papa, my one and only Diamond now that I have to cherish and protect :) |
Keluarga besar Mama dan Papa. Om, Tante, dan Sepupu-sepupuku
dari sebelah Mama dan Papa. Terima kasih atas supportnya selama ini. Dukungan
moril dari Om, Tante, Uni, dan Uda sekalian sungguh menjadi salah satu kekuatan
terbesar bagiku, Papaku, dan kedua kakakku saat merawat mama. Bantuan, nasihat,
saran, serta pelukan hangat yang diberikan sungguh menenangkan hatiku dikala
aku sedang merasa down. I can’t ask for
a better family….Alhamdulillahirabbilalamin :).
Dokter-dokter dan perawat yang sudah merawat mama selama ini.
Baik yang merawat di rumah sakit maupun di rumah. Terima kasih karena sudah
memberikan perawatan yang terbaik dan yang paling maksimal untuk mama. Tanpa
dokter dan perawat sekalian, mama tidak akan bisa terawat dan tertangani dengan
baik. Terima kasih juga atas pengertian dan keramahannya terhadap mama .Sekali
lagi terima kasih :).
Tetangga sekitar rumahku yang selalu membantuku saat merawat
mama, ketika aku kekurangan plester ataupun kekurangan alat lainnya, terima
kasih atas bantuannya…Om dan Tante sekalian.
Aku sangat senang memiliki tetangga yang luar biasa baiknya. Terima kasih
sekali lagi, Om dan Tante sekalian :)
Sahabat-sahabat mama yang selalu menjenguk, menelpon dan
menghibur mama. Terima kasih atas ketulusan hati Om dan Tante sekalian dalam
menyemangati mama :)
Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi wadah curhatku, yang
selalu menjadi salah satu obat penenangku. Yang selalu menghiburku dan
membuatku selalu ceria. Thankyou so much guys, I love y’all so freakin much! :)
Dan pihak-pihak lainnya yang membantu dan menghibur mama yang
tidak bisa aku sebutkan satu-persatu. Atas nama keluarga aku mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas kasih sayangnya terhadap mama :). Really, it is so
meaningfull to us :).
Sekarang sudah lebih dari sebulan mama meninggalkanku dan
keluarga. Dan sekarang yang aku punya tinggal Papa. “Tambang Emas” yang aku miliki sekarang hanya Papa. Papa yang kondisi
kesehatannya juga kurang baik. Pada saat Mama masih sehat, beliau sangat
telaten menjaga Papa. Aku merasakan cinta yang sangat murni diantara beliau
sekalian. Kasih sayang yang ditunjukkan melalui perbuatan, cinta yang tulus,
dan cinta yang tak bersyarat. Cinta yang selama 33 tahun dijaga kesuciannya. Hingga
akhirnya, hanya maut yang bisa memisahkan :).
Walau Papa yang terlebih dahulu sakit, siapa yang menyangka
bahwa Mama yang Allah SWT panggil terlebih dahulu. Itulah mengapa Mama selalu
berpesan untuk selalu bersyukur dan jangan pernah tinggalkan Shalat. Karena
memang kita tidak pernah tau, kapan “waktu” kita akan tiba :).
Dan dengan kondisi sekarang, aku dan kakakku berjanji pada
mama bahwa kita akan terus menjaga Papa, berusaha untuk membuat papa selalu
sehat dan merawatnya dengan baik. Sehingga mama pun akan tenang di-sana….
Terima Kasih Ma, atas segalanya. I can’t ask for a better
mom. I have the best one already! You are an amazing person, Mama :) It’s an honor to be your daughter :) semoga hania bisa meneruskan budi baik yang telah mama lakukan di
dunia…Amiiiiin :) Till we meet again, Ma…yang tenang di-sana ya, Ma…I Love you till the rest of
my life…………………
0 komentar:
Posting Komentar